Eits, bukan berarti aku mendukung pembajakan lho. Disebut pembajakan kalau film digandakan secara ilegal untuk diperjualbelikan. Sedangkan ini, si peng-upload film meng-upload filenya dengan gratis. Aku (dan ribuan downloader lain) mendownloadnya dari situs sharing file gratis (misalnya ziddu, atau biasanya sih kalau film pakai torrent). Kalau ada yang berminat mengkopi, aku juga akan memberikannya gratis. Itu bukan pembajakan kan? Kan sama sekali tidak ada unsur komersialisasi disini. Hehehe…..
Ok, back to 2012. Aku juga nonton 2012 dari hasil download-an itu (hal ini kusyukuri, karena itu berarti aku tidak perlu menambah pundi-pundi kekayaan Roland Emmerich :P). Entah dari mana sumbernya, tapi sepertinya diupload dari luar Indonesia, mungkin dari negara berbahasa Inggris, terbukti dengan tidak adanya subtitle sama sekali. Listening comprehension-ku diuji disini. Dan aku merasa terganggu dengan dahsyatnya sound effects menggelegar yang jadi mengalahkan suara dialog tokoh-tokohnya. Tanpa ada suara menggelegar saja sudah susah menangkap makna dialognya (busyet dah….. orang Amerika kok pada lancar ya bahasa Inggrisnya? Nyerocos bener…. sampai nggak jelas itu ngomong apa!) Sehingga akhirnya aku lebih banyak menyambung-nyambungkan dan interpretasi sendiri daripada mendengarkan dengan seksama. Jadi mohon maaf jika ternyata interpretasiku berbeda dengan interpretasi penonton lain, terutama yang menontonnya lengkap dengan subtitle bahasa Indonesia sehingga lebih mudah untuk dipahami.
Dari hasil interpretasi itu, ada beberapa hal yang bisa aku simpulkan:
Pertama, bahwa film 2012 tidak bercerita tentang kiamat, tapi lebih pada sebuah bencana besar yang melanda bumi. Karena pernyataan bahwa yang terjadi adalah kiamat hanya dari kata-kata Charlie si penyiar radio yang ditemui Jackson Curtis di mobil siarannya ketika Jackson & anak-anaknya camping di Yellowstone National Park. Charlie sendiri adalah seorang yang sangat percaya pada teori konspirasi. Dasar pemikiran Charlie sampai bisa mengatakan kiamat adalah ramalan dari Suku Maya. Padahal, di awal film sudah ada adegan yang menggambarkan ketika Adrian si ilmuwan kulit hitam berada di India, dan kawannya Satnam yang seorang ilmuwan India bercerita bahwa dia menemukan bahwa neutrino dari sinar matahari besar-besaran telah menembus bumi dan menyebabkan suhu inti meningkat dengan cepat. Berarti kan ada penjelasan sains atas bencana yang terjadi. Dalam hal ini kecenderungannya lebih pada perubahan iklim dan global warming yang jadi penyebab utama bencana. Jadi bukan kiamat seperti ramalan suku Maya.
Kedua, film 2012 tidak bercerita tentang kiamat, karena datangnya bencana tidak serentak. CNN bahkan sempat meliput peristiwa-peristiwa yang terjadi di berbagai negara yang berbeda. Los Angeles dan Washington DC yang sama-sama Amerika saja bencananya tidak bersamaan. Sebagian besar di antara bencana-bencana itu bisa diprediksi waktunya. Buktinya, bahtera penyelamat yang gedenya naudzubillah dan canggihnya bukan main begitu masih sempat dibangun di tengah pegunungan Himalaya. Hmmmm….. jadi kepikir, gimana ya caranya membangun semua itu di tengah pegunungan terpencil bersalju macam itu? Gimana caranya material-material pembangun diangkut kesana ya? Berton-ton baja, komputer-komputer canggih, pokoknya semua lah sampai bisa terbentuk stasiun pemberangkatan lengkap dengan empat bahtera sekaligus. Sekelilingnya gunung semua gitu lho……
Bahkan lebih hebat lagi, detik-detik terjadinya lelehan es besar-besaran berwujud banjir bandang juga bisa dihitung, sampai ada countdown dimana kepahlawanan Jackson diuji. Ini hanya seperti gempa bumi atau tsunami yang bisa diprediksi oleh BMG. Kurasa kalau itu benar-benar kiamat, manusia tidak akan bisa memprediksi kapan terjadinya, dan semua akan terjadi secara serentak di seluruh penjuru bumi. Tidak akan ada daerah yang terlewat. Tidak juga Cape of Good Hope di Afrika, yang dalam film digambarkan sebagai daerah yang selamat karena ketika air banjir dari tsunami di seluruh dunia surut, data satelit menunjukkan bahwa Afrika meningkat lebih tinggi dari permukaan laut dan mungkin tidak pernah terjadi banjir sama sekali. Bahkan, pegunungan tertinggi di dunia telah direposisi dari Himalaya ke pegunungan Drakensberg di Afrika Selatan.
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS 7 : 187)
Ketiga, film 2012 tidak bercerita tentang kiamat, karena semua bencana yang terjadi hanya datang dari bumi. Gempa, gunung meletus, banjir, tsunami, retakan-patahan yang terjadi, semua berasal dari bumi. Tidak ada angin, badai, hujan meteor, atau apapun yang datang dari langit. Matahari pun masih bersinar. Satu-satunya awan hitam adalah wedhus gembel yang terbentuk dari letusan gunung berapi. Tidak ada bedanya dengan wedhus gembel di Jogja beberapa tahun lalu akibat letusan Merapi. Bahkan kiamat dinosaurus masih lebih dahsyat daripada kiamat 2012, karena adanya hujan meteor saat itu. Padahal di awal cerita disebutkan juga bahwa tahun 2012 akan terjadi segarisnya posisi bumi dengan planet dan benda langit lain, yang itu juga antara lain disebutkan sebagai pemicu kiamat. Dari logika ini, seharusnya jika posisi yang segaris itu membawa efek pada bumi hingga hancur sedemikian rupa, seharusnya planet lain juga mengalami hal yang sama dong? Tapi kenapa tidak ada, apa lah, pecahan meteor mungkin, atau mungkin tubrukan bumi dengan planet lain. Bahkan di “kiamat” 2012 ini bumi masih tetap berputar pada porosnya seperti biasa. Begitu pula satelit-satelit buatan masih berada tetap pada orbitnya. Terbukti, komputer-komputer dalam bahtera selalu tersambung dengan satelit untuk mengamati perubahan bumi selama bencana terjadi. Itukah kiamat?
Keempat, film 2012 tidak bercerita tentang kiamat, karena masih ada manusia yang selamat karena sempat menaiki bahtera sebelum tsunami besar-besaran terjadi. Bahtera yang dibuat terinspirasi oleh Bahtera Nuh (Noah’s Ark) yang dulu dibangun Nabi Nuh untuk menyelamatkan diri dari banjir bandang di zamannya. Tidak hanya manusia, pada saat itu, Nabi Nuh juga mengangkut masing-masing sepasang dari setiap hewan yang ada. Hal ini juga ditiru dalam film 2012. Kalau ada yang memperhatikan, ada sepotong adegan yang menggambarkan ada helikopter-helikopter yang terbang di atas pegunungan Himalaya dengan jerapah, gajah, dan entah hewan apa lagi yang tergantung dibawah masing-masing helikopter. Sebenarnya bagian ini aneh. Setahuku, dimana-mana untuk mengangkut hewan itu dipakai cara memasukkan hewan ke dalam kerangkeng, yang sebelumnya si hewan sudah dibius lebih dulu supaya tidak berontak atau tiba-tiba berulah ketika dalam perjalanan. Kalau alasannya karena kecilnya daya tampung, rasanya itu tidak mungkin sebab sekarang sudah ada helikopter yang cukup besar untuk bisa memuat kerangkeng berisi gajah. Alasan untuk menggantung hewan-hewan itu sepertinya hanya supaya penonton bisa melihat kalau ada hewan yang ikut diangkut. Itu terlalu lebay menurutku. Padahal setelah adegan itu tidak ada hal lain yang menunjukkan adanya pengangkutan hewan. Bagian ini terlihat dipaksakan, sekedar untuk menegaskan adanya makhluk hidup yang bertahan hidup setelah “kiamat”.
Ia bertanya: "Bilakah hari kiamat itu?" Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?" Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. (QS 75 : 6 – 12)
Kelima, film 2012 tidak bercerita tentang kiamat, karena reaksi orang-orang kurang heboh untuk ukuran sebuah kiamat. Coba lihat bagian dimana Los Angeles hancur, ketika mobil yang dinaiki Jackson & keluarga secara dramatis bisa menghindar dari retakan-retakan di tanah, dari hancurnya gedung-gedung di kanan kiri jalan, dari ambruknya jembatan….. Bagian ini mengingatkanku pada serial jaman kecil dulu : Ultraman, dimana ada monster raksasa ngamuk di tengah kota, merusak bangunan ini-itu, menyemburkan api kemana-mana, tapi yang berlarian panik menyelamatkan diri paling banyak hanya sejumlah warga satu RT saja. Nah, warga kota yang lain kemana? Penghuni gedung-gedung yang hancur itu kemana? Penumpang mobil-mobil di jalanan — yang dari posisinya yang berada di tengah jalan terlihat bahwa mobil-mobil itu tidak sedang parkir, tapi sedang jalan — itu kemana???
Keenam, film 2012 tidak bercerita tentang kiamat, karena….. Oh, sebaiknya aku hentikan di sini saja. Sebab kalau dilanjutkan, mungkin akan berlanjut terus entah sampai poin keberapa. Kali ini cukup sampai lima saja, sebab sampai berapapun nanti, semua intinya tetap sama : film 2012 tidak bercerita tentang kiamat.
Lalu, semua bencana gempa-bumi-gunung-meletus-
Hmmmm….. bagaimana kalau kita coba menengok sejarah. Bukankah dalam sejarah bumi telah terjadi beberapa kali “kiamat” seperti yang digambarkan dalam film 2012? Tentu saja bukan kiamat kubra, atau kiamat besar, dimana seluruh jagat raya benar-benar “the end”, dimana dihancurkan dan diakhirinya seluruh fisik dan hukum dunia fana. Melainkan kiamat sughra, atau kiamat kecil. Dalam kategori kiamat sughra ini termasuk juga kematian perorangan dan bencana, entah kecil maupun besar.
Dalam sejarah kita mengenal adanya dinosaurus yang kini telah punah, yang konon penyebab kepunahannya karena adanya hujan meteor besar-besaran yang menghancurkan daratan saat itu. Lalu ada kisah tentang kaum Tsamud dan kaum ‘Aad yang diadzab hingga binasa. Juga peninggalan-peninggalan tentang adanya peradaban yang hilang, misalnya Atlantis, meski hingga kini keberadaannya masih misterius. Begitu juga dengan kota Pompei di Yunani, yang dimusnahkan letusan gunung Vesuvius pada 24 Agustus tahun 79 Masehi hingga semua penduduknya tewas dan kotanya terkubur selama 1700 tahun sebelum akhirnya ditemukan arkeolog. Tidak lupa juga banjir bandang di jaman Nabi Nuh yang menjadi salah satu inspirasi film 2012 ini. Atau yang dekat saja dengan kita, yaitu berakhirnya kerajaan Majapahit di tahun 1400an yang menurut kitab Pararaton konon karena adanya “pagunung anyar”, atau diartikan sebagai peristiwa mud vulcano yang mirip dengan semburan lumpur Sidoarjo sekarang.
(Sebenarnya bagian ini wewenang ahli sejarah untuk menjelaskan lebih lanjut)
Kalau ada yang bilang semua bencana jaman dulu yang kusebutkan di atas tidak ada apa-apanya dibandingkan mega-bencana yang tergambar di film 2012, maka anggapanmu salah. Masyarakat jaman dulu kan tidak punya BMG. Tidak punya SAR. Tidak ada CNN yang bisa menyebarkan berita aktual ke seluruh penjuru dunia hanya dalam sekali kedipan mata. Tidak ada mobil, apalagi pesawat supersonik untuk melarikan diri secepat kilat. Bahkan tak ada HP untuk sekedar memastikan kabar orang tersayang. Untuk ukuran orang dulu, banjir pada masa itu sama menakutkannya dengan tsunami sekarang. Padahal sekarang, apalagi untuk orang Jakarta, banjir adalah makanan tiap tahun yang tidak perlu lagi ditakuti.
Hari kiamat1), apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa2). Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka3). Dan telah datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar4). Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu5), ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup6). dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
(QS 69 : 1 – 18)
1)Dalam teks aslinya berbunyi Al Haaqqah yang menurut bahasa berarti yang pasti terjadi. Hari Kiamat dinamai Al Haaqqah karena dia pasti terjadi.
2)Yang dimaksud dengan kejadian luar biasa itu ialah petir yang amat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur yang dapat menghancurkan.
3)Maksudnya: mereka habis dihancurkan sama sekali dan tidak punya keturunan.
4)Maksudnya: Umat-umat dahulu yang mengingkari nabi-nabi seperti kaum Shaleh, kaum Syu'aib dan lain-lain dan negeri-negeri yang dijungkir balikkan ialah negeri-negeri kaum Luth. Sedang kesalahan yang dilakukan mereka ialah mendustai para rasul.
5)Yang dibawa dalam bahtera Nabi Nuh untuk diselamatkan ialah keluarga Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman selain anaknya yang durhaka.
6)Maksudnya: ialah tiupan yang pertama yang pada waktu itu alam semesta menjadi hancur.
Nah, kalau sudah jelas film 2012 tidak bercerita tentang kiamat, kenapa pula kita harus over-reaktif menanggapinya? Dimanakah unsur mistik yang digembar-gemborkan itu? Kalau memang mistik, kenapa Harry Potter yang jelas-jelas bercerita tentang dunia sihir tidak ikut dimasalahkan? Bahkan kalau beralasan pembohongan publik, maka seharusnya SEMUA film, SEMUA sinetron, SEMUA novel, SEMUA lagu juga harus ikut dicekal. Toh semuanya adalah fiksi. Fiksi sama dengan bukan fakta. Bisa dianggap pembohongan juga dong?
Tapi seharusnya juga berlaku sebaliknya. Kita manusia ini memang aneh. Kita sudah jelas-jelas tahu bahwa film itu fiksi. Tapi kita malah senang hati dibohongi dengan rela mengantri panjang-panjang hanya demi menonton suatu film. Merelakan uang, tenaga, dan waktu, terbuang begitu saja hanya untuk dibohongi oleh pembuat film. Sementara di sini kita berpeluh-peluh mengantri tiket, nun jauh di sana sang produser tertawa gembira melihat cepatnya perubahan jumlah rekeningnya. Manusia tak hanya rela mengantri demi film. Tapi juga demi novel terbitan terbaru, demi jumpa fans, atau demi konser musik. Semuanya demi sesuatu yang semu. Jauh lebih mulia mengantri sembako atau mengantri minyak untuk menghidupi keluarga.
Semua film, apapun itu, entah 2012, entah Harry Potter, entah New Moon, entah KCB, semuanya tak jauh beda dengan film-film lain. Toh sama-sama hiburan. Tak salah memang kita mencoba menghibur diri. Manusiawi. Tapi tak usah lah ditanggapi berlebihan. Baik berlebihan secara positif maupun secara negatif. Baik pro maupun kontra.
Tak bisakah kita bertindak bijak dengan bersikap kalem saja?
Anggap saja film 2012 ini jadi pelajaran untuk kita. Untuk tidak bersikap berlebihan dalam menanggapi segala sesuatu. Untuk belajar menganalisis dan melihat lebih dekat segala hal sebelum memberikan penilaian. Untuk senantiasa memperluas wawasan kita, agar tak bisa dengan mudah dibohongi dan dibodohi siapapun. Untuk menjaga bumi dengan sebaik-baiknya dan sebisa mungkin mengurangi pemanasan global. Untuk memahami, bahwa kiamat memang akan datang suatu saat nanti, dan bagaimanapun kita memang harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Karena kita memang sudah diperingatkan.
Yap, WE WERE WARNED, as written in the movie poster. We were warned for The End, even since centuries ago, in an ancient literature named Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar