29 Mei 2011

5 Languages of Love

Ada 5 cara buat mengungkapkan rasa cinta kita buat orang lain.

Ini general ya, bisa mulai dari orang tua sampai pacar :)

Yang pertama adalah dengan GIFT.
Cara ini bisa dibilang yang pake materi. Bunga, hadiah, atau mungkin barang yang memang dipinginin sama orang tercinta. Contohnya mungkin sebuket mawar di hari jadian atau buku kesukaan ibu waktu beliau ulang tahun. Apapun. Asal tujuannya buat ngasih tau seseorang bahwa kita mencintainya.

Cara kedua untuk nunjukkin rasa cinta adalah TIME.
Cara ini nggak butuh uang, tapi butuh pengorbanan dan ketulusan. Seberapa berani hati kita ninggalin acara bareng temen-temen yang udah lama ga ketemu buat nemenin ayah atau ibu kita yang lagi sakit. Atau mungkin seberapa ikhlasnya kita berlama-lama di meja belajar buat nyatetin pacar kita materi kuliahnya yang kelewatan.
Kalo dalam ilmu ekonomi, mungkin juga sedikit banyak disamakan dengan opportunity cost. Mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Bedanya, kita harus mengorbankan waktu untuk berbuat sesuatu dan menggantinya untuk berbuat hal yang lain, untuk menunjukkan betapa cintanya kita terhadap seseorang yang mendapatkan waktu kita.

Cara ketiga adalah WORDS.
Ini adalah cara yang paling banyak dilakukan manusia di dunia. Kata-kata yang bisa meyakinkan kita tentang cinta seseorang ke kita bukan cuma dengan kata "sayang", "cinta", "I LOVE YOU", atau panggilan "HONEY" atau "SWEETHEART".
Kadang mungkin kita lupa, kata-kata seperti "sudah makan belum?", "sudah sholat?", "Sekarang lagi dimana, jangan pulang malem-malem", itu juga merupakan tanda cintanya orang lain ke kita.
Tanpa disadari kepedulian mereka dalam mengingatkan kita dalam kebaikan adalah sesuatu yang sangat mahal dan jelas akan terasa bedanya ketika kalimat-kalimat tersebut tidak lagi kita dengar darinya dengan alasan tertentu. Apapun kata yang terucap dari mulut kita, yang penting adalah buah kejujuran yang membuat kata itu keluar, dan ketulusan hati yang mendasarinya.

Selain kata-kata, TOUCH adalah cara ke empat yang dipilih untuk menunjukkan rasa cinta.
Pelukan saat kita lemah, dekapan di bahu kita saat kita kalah, ciuman di kening yang mengingatkan bahwa kita tidak sendiri,atau sebuah tangan yang erat menggenggam saat kita merasa takut. Sentuhan lembut bisa membuat kita merasakan adanya tanda-tanda cinta dari orang lain.
Ingatkah rasanya dipeluk ayah ibu ketika ijazahmu di tangan? Atau tangan kawanmu yang ia sodorkan ketika kamu terjatuh? Ya, sentuhan memang punya kekuatan yang besar dalam hal cinta.

Ilmu yang terakhir adalah SERVICE.
Nggak semua orang cocok dengan kebiasaan bilang sayang atau cinta. Nggak semua orang juga punya uang untuk beli bunga atau kalung emas untuk hadiah anniversary. Service disini diartikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan cintanya pada orang lain. Talk less, do more. Selalu ada tiap kita membutuhkan, rela anter kesana-sini walaupun panas maupun hujan, merawat ibu kita sekuat tenaga saat beliau sakit, dan masih banyak lagi. Simply, service dilakuan tanpa banya basa-basi. Bukan melakukan apa yang orang tercinta inginkan saja, tapi secara otomatis kita tau apa yang dia butuhkan dan melakukan yang terbaik untuknya.

Setiap orang punya cara sendiri buat mengekspresikan cintanya ke orang lain. That's human right and it is normal. Kita nggak bisa hidup sendiri dan tanpa cinta. Cinta ke orang tua, ke suami, istri, pacar, sahabat, dan yang paling penting ke Tuhan Sang Pencipta.


Ada juga satu kalimat yang sangat pas tentang cinta : "LOVE HAS NO STRING ATTACHED".
Maksudnya, cinta yang sebenar-benarnya nggak akan punya benang yang mengikat untuk mendapatkan suatu imbalan dari sebuah pemberian.
Contoh mudahnya begini. Kita ingin memberikan sebuah pena untuk sahabat kita, tapi pena itu dililit sebuah benang yang masih kita genggam. Pada saat yang tak terduga dan kita membutuhkan sebuah pena, kita akan mencari kembali pena kita yang hilang. Dan ketika kamu ingat bahwa di tanganmu ada sebuah benang yang terhubung dengan penamu, tanpa disadari kamu akan dengan mudah menarik benang itu dan mendapatkan penamu kembali.
Ya, mengharap sesuatu setelah kita memberikannya kepada orang lain adalah membiarkan benang kita masih menempel padanya.

The true love is when you have no string attached to it.

Setelah kamu memberikannya, janganlah berharap mendapat sesuatu sebagai balasan. Dengan tumbuhnya rasa cinta di hati masing-masing, maka keinginan untuk saling memberi dan menerima akan muncul dengan sendirinya, atas nama ketulusan. dan ketulusan itulah yang akan membuatmu BAHAGIA :)


(sumber : sebuah note di facebook seorang teman)

27 Mei 2011

An Understanding, I Think

Sesuatu yang (kupikir) Menjadi Permakluman


Life is never fair, katamu?
Mungkin bagimu begitu.
Tapi tidak bagiku.
Karena aku percaya Tuhan Maha Adil.
Dia tahu, hanya menunggu.

Marah, sedih, kecewa, air mata... : karena aku manusia.
Karena aku terluka.
Tapi tak usah khawatir, aku tak akan balik mengganggumu.
Sebab kalau kulakukan itu berarti kutempatkan diriku sama rendahnya denganmu.
Tidak kok, tenang saja.
Nabiku yang terlalu suci untuk diwujudkan itu banyak memberi suri teladan bagiku.
Tentang sebuah kebesaran hati, walau telah dilukai.
Aku ingin meneladaninya, meski mungkin tak sesempurna ia.

Justru aku ingin berterimakasih padamu.
Yang telah membuka mataku tentang fananya dunia.
Bahwa semua yang kita miliki tak akan selamanya ada disini.
Kini aku lebih siap jika suatu saat terjadi hal yang lebih buruk.
Kesiapan itu tak kumiliki sebelumnya, hingga aku bisa terluka.

Oh, kau merasa tidak nyaman?
Persoalan itu tergantung pada bagaimana kau bersikap,
dan bagaimana kau mensikapinya.
Jika sikapmu tak mempernyaman, ketidaknyamanan juga yang akan kau dapat.
Tak bisa kau salahkan orang lain,
karena semua darimu akan kembali padamu.
Ketidaknyamanan tak seharusnya ditinggal pergi.
Tapi diperbaiki, agar bisa menjadi nyaman kembali.
Kalau selamanya kau begitu, mau kemana lagi kau akan pergi?
Tak akan ada lagi hati yang bisa kau singgahi,
karena kau sendiri yang (selalu akan) ciptakan ketidaknyamananmu.

Mungkin hidupmu tak adil,
maka kau ingin hidup orang lain tak adil juga.
Mungkin kau tak pernah bahagia,
maka kau ingin orang lain tak bahagia juga.
Jujur aku jadi iba padamu.
Melihatmu membuatku merasa jadi orang paling beruntung sedunia.
Setidaknya, aku masih memiliki kenyamananku.
Dan kau salah kalau sempat (meski sesaat) berharap bisa memilikinya juga.

Badai pasti berlalu.
Dan pelangi yang indah muncul setelah itu.

Pelangiku menungguku di depan sana.
Aku percaya itu.
Maka sekencang apapun badai akan kuhadapi dengan berani.
Karena aku tak sendiri.

Tuhanku tak pernah meninggalkanku.
Aku tak perlu memanggil-manggil mencariNya,
seperti yang pernah nabi-gondrong-tampanmu lakukan.

Hidupku akan adil.
Karena Tuhan Maha Adil.

Semoga hidupmu pun begitu.
Semoga kau temukan kebahagiaanmu sendiri,
tanpa perlu lagi mengganggu kebahagiaan orang lain.
Semoga kau temukan zona nyamanmu,
tanpa perlu membuat orang lain tidak nyaman.

Life is NOT never fair.
Life is fair, on the right time and the right place.

Goodluck, ya.



(sumber: sebuah note di facebook sendiri)