18 Jan 2012

Bios + Logos = Logos untuk Bios


Rinduku membabi buta. Padamu yang sudah hampir empat tahun ini kutinggalkan. Kulepaskan begitu saja. Untuk sebuah cita-cita.

Rinduku begitu menyiksa. Mendatangkan mimpi di tidur malamku. Tentangmu. Tentang warna yang dulu sempat kau goreskan dalam tiga tahun hidupku.

Mengingatmu, terkadang menyelipkan senyum di wajahku. Tapi mengingatmu, terkadang juga menggalaukanku karena telah memutuskan meninggalkanmu. Yang hingga kini masih menyisakan satu pertanyaan besar di benakku : "tepatkah keputusanku dulu?"

Sekarang aku sudah makin dekat dengan cita-citaku, kalau kau ingin tahu. Impianku makin tergapai tanganku. Sudah kutemukan jalanku, yang sedari dulu ingin kulalui dengan dayaku sendiri.

Aku juga temukan cinta baru disini. Yang mewarnai hari-hariku kini. Melecutkan semangat di setiap pagiku, dan mampu memberanikanku melangkah pasti sebagai diriku sendiri.


Tapi tetap tak bisa kupungkiri, aku merindukanmu.


Jas putih kebanggaan, lengkap dengan masker dan glove. Aroma formalin menusuk hidung. Bahasa latin yang meruwetkan lidah. Gunting, pisau bedah, skalpel, pinset. Memicingkan mata di depan silinder hitam berlensa ganda. Aku rindu itu...

Petualangan di alam terbuka. Menghitung rumput dibawah teriknya matahari. Menelusuri hutan, menembus belukar, membalik serasah, demi menangkap hidup-hidup satu dua ekor katak atau kadal atau ular. Tertidur berpeluk dinginnya pegunungan dengan hanya beralas sleeping bag dan beratap langit bertabur bintang. Mencemplungkan diri dalam sungai setinggi dada. Aku rindu itu...


Diatas semua itu, aku rindu pada semua tawa yang ada. Pada
indahnya cinta darimu. Pada hangatnya perhatian. Pada ajaran tentang kesetiakawanan, persahabatan, kekompakan, kekeluargaan, kebersamaan. Yang abadi dan bertahan hingga kini. Yang tak kutemukan gantinya disini. Tak ada yang melebihimu.

Aku juga rindu pada pendewasaan darimu. Pada pelajaran hidup sebagai proses bertumbuhku. Yang semakin membijakkanku, semakin memampukanku bertahan melewati berbagai kesulitan kini.

Hanya tiga tahun waktuku bersamamu. Namun darimu telah kudapatkan banyak cinta, banyak pelajaran, banyak wawasan, banyak Logos (ilmu) untuk kujalani seluruh Bios (hidup)-ku.

Dulu, kini, dan nanti.

Sampai kapanpun kau tetap di hatiku, selalu.




Salam hangat penuh rindu,

04/177416/BI/07529


♥♥♥


Untuk kampus Biologi UGM tercinta.


CC: kawan-kawan 2004-ku.

@idha_NC @GerhanaMbulan @AbimImbran @kotakideku @desty_lucia @netameastika @hulyanashouha @beta12i4 @anggunprasetia @lidiatesa @Ayudeish @diyaNurisnawati @vi2ncupik @sINtacUTe_DKA @On_Ma @gaphe @tmforandi @Bekti29 dan lain-lain yang tak semua hadir di twitter.

Aku rindu kalian.



17 Jan 2012

Untuk pak Mario yang selalu Teguh.

@Mario__Teguh

Dear pak Mario, meski konon Bapak tidak punya twitter, dan akun-akun yang beredar di twitter yang mengatasnamakan Bapak bukan asli milik Bapak, saya tak peduli. Sebab saya yakin, setidaknya dengan saya menulis ini, suatu saat pasti akan sampai juga ke tangan Bapak, entah dari orang ke berapa.

Dear pak Mario, saya hanya ingin menyampaikan banyak terima kasih untuk semua nasihat Bapak. Nasihat yang sering kali makjlebb dan menohok tepat ke dalam hati, tapi menyadarkan saya tentang bagaimana kebaikan yang sesungguhnya.

Tapi pak Mario, ternyata sulit ya melaksanakan semua nasihat Bapak itu? Kedengarannya baik, kedengarannya indah, tapi pelaksanaanya tak semudah kedengarannya, dan aduhai sungguh beratnya! Butuh ketelatenan, kesabaran, kesungguhan, dan niat yang sebenar-benar niat.

Benar-benar butuh keTEGUHan. Itu yang tak saya miliki. Maka saya salut pada Bapak, yang tetap teguh pada kebaikan, meski saya yakin untuk Bapak sendiri juga tidak mudah.

Saya ingat Bapak pernah berkata,

Wanita akan di-bidadari-kan oleh prianya, jika dia mengetahui kelemahan sang pria, tapi tidak merendahkannya, dan justru membantu prianya untuk meyakini bahwa kelebihan apa pun yang ada pada dirinya akan menjadikannya raja dalam kehidupan ini.
Wanita yang menjadi tempat tenggelamnya semua kelemahan pria, dan menjadi pencemerlang perannya dalam kehidupan, akan menerima pengabdian total dari prianya
.

Sepertinya indah jika bisa dilaksanakan. Tapi sulitnya bukan main.

Sebagai wanita, saya pun ingin di-bidadari-kan pria saya. Karena itu saya ingin membantunya untuk meyakini bahwa kelebihan apa pun yang ada pada dirinya akan menjadikannya raja dalam kehidupannya. Tapi jujur saja pak, untuk menjadi seseorang yang selalu ada untuknya, dan menjadi tempat tenggelamnya semua kelemahannya, ternyata sangat sangat sangat BERAT!!

Karena itu berarti saya harus selalu siap menerima semua keluhannya, semua kesakitannya, semua kekurangannya, dan semua kelemahan yang tidak bisa dia tunjukkan untuk orang lain diluar sana.

Sering saya berpikir, “Kenapa ngeluhnya selalu ke aku? Kenapa yang sedih sedih larinya ke aku? Kenapa yang gak menyenangkan dibaginya ke aku? Kapan dong aku diberi hal-hal yang menyenangkan?”

Kalau sudah seperti ini, ego pribadi seringkali bertengkar dengan logika.

Ego bilang : sebagai wanita ingin dimanjakan, ingin dibahagiakan oleh pria.

Logika rasional (yang ingin mengikuti semua kata-kata Bapak), bilang : kalau ingin dimanjakan ya harus bisa memanjakan, kalau ingin dibahagiakan ya harus bisa membahagiakan.

Nah pertanyaannya sekarang : kalau sudah bisa memanjakan, sudah bisa membahagiakan, lalu dimanjakan dan dibahagiakannya kapan?

Ah sudahlah….

Biar waktu saja yang nanti akan menjawabnya.

Meski berat, meski sulit, meski ego pribadi selalu berteriak-teriak kencang dalam hati menuntut ini itu, tapi sejauh logika saya masih bekerja, saya akan tetap berusaha melakukan nasihat-nasihat Bapak itu.

Nasehati saya terus pak. Cekoki saya terus dengan pesan-pesan kebaikan. Bombardir terus telinga saya dengan anjuran-anjuran yang bisa membentuk saya menjadi pribadi yang lebih baik.

Doakan juga, agar saya bisa tetap teguh dalam usaha saya menjalani kebaikan itu.

Meski berat, saya akan terus coba.

Bagaimanapun , terima kasih untuk semua nasehat Bapak yang indah-indah dan yang baik-baik. Tetap teguh pada keindahan dan kebaikan itu ya pak.

Sekali lagi terima kasih.

Dari saya, yang belum bisa seteguh Bapak.


♥♥♥

14 Jan 2012

Untuk Cinaku

Dear Cina,
Aku masih ingat hari pertama bertemu denganmu, empat tahun yang lalu.

Rambutmu agak gondrong.
Dengan kemeja kotak-kotak lengan panjang yang terlihat agak kedodoran, mungkin milik kakakmu.
Logatmu medok. Jauh lebih medok daripada sekarang.
Tampangmu pun culun. Agak ndeso.
Jerawatan, banyak pula.
Tampak seperti minder, dan masih asing di tempat yang baru.
Sama sekali tidak keren.
Sungguh bukan kesan pertama yang menarik.

Tapi ketika kau berbicara di depan kelas, kau tampak yakin dan tak ragu-ragu.
Kata “eee….” yang berkali-kali terucap kulihat bukan karena kau tak yakin, tapi hanya karena kau masih memilih kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan pemikiranmu.
Terlihat dari konsistensi dalam setiap kalimatmu,
Dan dalam keberanianmu menyampaikan pendapatmu.

Dosen paling berwibawa di kampus yang sangat aku hormati pun menaruh kepercayaan padamu.
Seseorang dengan pengalaman seperti beliau pasti tak akan sembarangan menilai orang.
Baru hari pertama, tapi seisi kelas sudah sepakat mengangkatmu menjadi ketua.
Penilaianku saat itu tentangmu, di balik kesederhanaanmu kau punya bakat memimpin.


Cina,
Ingatkah kamu, saat itu bulan Ramadhan.
Entah kenapa, aku sangat kecewa melihatmu minum dan merokok di siang hari bolong.
Padahal hampir semua teman kita yang lain juga melakukannya.
Tapi aku tak kecewa pada yang lainnya.
Hanya padamu saja.
Aku merasa, aku sudah salah menilaimu.

Kuakui masih ada orang lain di hatiku saat itu.
Tapi aku sudah percaya padamu.
Aku percaya kau memiliki kelebihan yang tak terlihat dari fisikmu.
Saat itu aku merasa, kau berpotensi jadi orang hebat di kemudian hari.
Maka aku pun dengan senang hati selalu membantumu saat kau butuh.
Sebagai temanmu, sebagai sahabatmu.

Dan hari berlalu,
Ternyata kau benar-benar berbakat menjadi pemimpin.
Ternyata benar penilaianku.

Tapi saat itu, aku tak pernah terpikir, perkembangan kita akan seperti sekarang.
Tak pernah terlintas, aku akan mencintaimu seperti saat ini.

Aku jatuh cinta kepada dirimu,
Orang yang tak pernah kubayangkan,

Tak pernah kupikirkan untuk bisa jadi pacarku….
(Tompi — Aku Jatuh Cinta)

Yang aku tahu, aku sudah mempercayaimu sejak awal.
Dan makin hari, kau bisa benar-benar meyakinkanku.
Makin hari, aku makin nyaman bersamamu.
Dan sampai hari ini, aku masih mempercayaimu.

Aku masih yakin, kau akan jadi orang hebat nantinya.
Aku akan membantumu mewujudkannya.
Satu-dua kekuranganmu tak akan membuatku mundur.
Memang ada kecewa, melihatmu tak sepenuhnya seperti harapanku.
Tapi aku tahu bahwa di dunia ini memang tak ada manusia yang sempurna.
Begitupun aku, yang mungkin juga tak sempurna untukmu.

“Di balik perempuan sukses ada cinta yang gagal. Di balik laki-laki sukses ada perempuan yang mencintai.”
Itu kata sebuah buku.

Aku akan bantu membuatmu sukses.
Dunia dan akhirat.
Meski tak akan mudah,
Meski harus jatuh bangun,
Meski akan penuh perjuangan.

Aku akan membantumu.
Aku akan di sampingmu.

Semoga untuk selamanya.

I’ll be at your side,
There’s no need to worry.
Together we’ll survive,
Through the haste and hurry.
I’ll be at your side,
If you feel like you’re alone,
And you’ve nowhere to turn,
I’ll be at your side…
(The Corrs — At Your Side)

♥♥♥